Langsung ke konten utama

Membaca kritis untuk menulis karya ilmiah

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Makalah yang membahas mengenai “Membaca Kritis untuk Menulis Ilmiah” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Tersusunnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sehingga dengan selesainya penulisan dan penyusunan kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu kami Ibu Himmah Mufidah,S.S.,M.Pd.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.


Malang, 23 Agustus 2017                  

Penyusun                                




DAFTAR ISI

Contents





BAB I

PENDAHULUAN

A.                Latar Belakang Masalah

Penulisan karya ilmiah sudah diperkenalkan sejak kita duduk di bangku sekolah. Kemudian dilanjutkan hingga perguruan tinggi seperti saat sekarang ini. Namun, apakah pengetahuan seorang mahasiswa akan penulisan karya ilmiah akan terus meningkat seiring seringnya dia berlatih untuk menulis karya ilmiah ?
Kemampuan berkomunikasi keilmuan secara tertulis telah menuntut para pelajar dari tingkat menengah hingga perguruan tinggi untuk memiliki kemampuan untuk menyampaikan argumen nya dalam karya ilmiah. Jenis karya ilmiah pun beragam, ada yang berupa artikel, laporan kajian, maklah, skripsi, tesis, dan disertasi. Akan tetapi, banyak di antara mereka yang mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan-gagasan ilmiahnya secara tertulis.
Penyebab permasalahan masalah tersebut adalah rendahnya motivasi para pelajar dalam mengasah kemampuannya dalam mengemukakan pendapat secara tertulis. Kemudian, kurangnya sikap kritis dari setiap diri pelajar dalam menanggapi suatu permasalahan . Kedua masalah tersebut erat kaitannya dalam mempengaruhi kemampuan diri seorang pelajar dalam menuangkan gagasannya secara tertulis.

B.                 Rumusan Masalah

1.      Bagaimana mengenali sebuah identitas referensi?
2.      Bagaimana memilih bahan tulisan?
3.      Bagaimana menulis sebuah kutipan?
4.      Bagaimana menyusun daftar rujukan?



 

C.                Tujuan Masalah

1.      Untuk mengenali teknik sebuah identitas referensi
2.      Untuk mengetahui bahan tulisan
3.      Untuk memahami teknik menulis sebuah kutipan
4.      Untuk mengetahui teknik menyusun daftar rujukan



BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Karya Ilmiah

Karya Ilmiah merupakan karya tulis yang telah diakui dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni. Yang dimana ditulis  sesuai dengan tata cara ilmiah, dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan tinggi.[1]

B.     Teknik Mengenali Identitas Referensi dan Bahan Tulisan

Referensi adalah cara standar untuk mengakui sumber informasi dan ide-ide yang telah digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di dalam karya ilmiah, penulisan referensi (citation mark, citation) harus dilakukan dengan baik karena pembaca harus dapat mengecek sumber aslinya mengenai ide atau informasi yang digunakan di dalam karya ilmiah tersebut. Penulis harus menulis daftar referensi yang ada di domain publik yang dapat dibaca oleh pembaca, baik dalam letter, paper, proseding, jurnal, skripsi, thesis, disertasi.
Kata referensi berasal dari inggris reference dan merupakan kata kerja to refer yang artinya menunjukan kepada. Buku referensi adalah buku yang dapat memberikan keterangan topik perkataan, tempat, peristiwa, data statistika, pedoman, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal. Pelayanan referensi adalah pelayanan dalam menggunakan buku-buku referensi.di perpustakaan biasanya buku-buku referensi di kumpulkan tersendiri dan di sebut “koleksi referensi” sedangakan ruang tempat penyimpanan disebut ruang referensi. Buku-buku referensi yang karena sifatnya sebagai buku penunjuk, harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat di pakai oleh setiap orang pada setiap saat (Bayu, 2001).
Analogi: mengumpulkan bahan tulisan = mengumpulkan bahan bangunan untuk membuat rumah. Banyaknya bahan ditentukan oleh bentuk dan tujuan penulisan.
Dalam tulisan ilmiah, bentuk tulisan yang relevan adalah tulisan ekspositori atau eksposisi yang bertujan menjelaskan konsep dan gagasan secara terperinci. Bahan-bahan tulisan dapat digali dari sumber-sumber dokumen, baik berupa buku, jurnal, majalah, koran, maupun informasi yang diakses melalui internet.[2]

C.    Teknik menulis kutipan

Tindakan mengutip dalam penulisan karya ilmiah dibenarkan.  Tindakan ini untuk memberikan kejelasan tentang topik yang sedang dikerjakan,  bahkan memberikan penanda penulis menguasai informasi yang sudah ada,  bahkan penulis bisa mengaitkan dengan informasi yang ada tersebut dengan topik yang sedang dikerjakan.
Pengutipan adalah proses peminjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang atau ucapan seseorang yang ahli dalam bidang yang sedang ditulis. Penulis telah melakukan tindakan yang beriktikad baik, sebab penulis telah meneliti informasi yang ada dan telah ditulis oleh orang lain. Tindakan mengutip bukab semata - mata meniru teks orang lain. Tindakab mengutip bukan untuk kesombongan, bahwa penulis memajang sejumlah pustaka yang telah dikuasai.
Terlepas dari itu semua, tindakan mengutip harus dilakukan agar pembaca mengetahui bahwa informasi yang disampaikan oleh penulis berhubungan dengan informasi yang ditulis oleh orang lain. Tindakan mengutip ini mengandung tujuan tertentu. Tujuan pengutipan antara lain untuk memperkuat pendapat penulis, membandingkan dengan pendapat penulisan, membedakan dengan pendapat penulis, dan menyanggah pendapat seseorang.[3]
1.      Jenis kutipan
Jenis kutipan ada dua, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung, yaitu penulis menulis apa adanya teks yang dikutip. Penulis tidak mengubah kata - kata atau ejaan yang digunakan dalam teks yang dikutip. Sedangkan kutipan tidak langsung adalah penulis menuliskan intisari dari pendapat yang ada di sumber kutipan.
Cara pengutipan
a)      Kutipan Langsung
 Tata cara penulisan kutipan langsung kurang dari empat baris:
a.    Diintegrasikan (disatukan) dengan teks penulis.
b.    Jarak antarbaris spasi ganda (dua spasi).
c.    Kutipan diapit dengan tanda kutip "..." dan
d.   Akhir kutipan diikuti dengan tanda kurung buka, nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan, diakhiri dengan tanda kurung tutup.
Tata cara penulisan kutipan langsung lebih dari empat baris:
a.       Kutipan dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi.
b.      Jarak antarbaris satu spasi.
c.       Kutipan boleh diapit dengan tanda kutip.
d.      Akhir kutipan diikuti dengan tanda kurung buka, nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat kutipan, diakhiri dengan tanda kurung tutup.[4]
e.       Seluruh kutipan menjorok ke dalam 5-7 huruf / karakter, bila alinea baru yang dikutip,  maka baris pertama ditulis 5-7 huruf / karakter.
b)      Kutipan Tidak Langsung
Gagasan yang dikutip diintegrasikan dengan teks:, jarak antarbaris dua spasi:, tanpa penggunaan tanda kutip:, dan diakhiri dengan tanda kurung, buka, nama singkat, tahun terbit, dan nomor halaman, diakhiri dengan tanda kurung tutup.
Contoh pengutipan :
Sebagai bahan latihan, bacalah naskah berikut ini dan perhatikan jawaban atas pertanyaan yang menyertainya!
Perlu dikembangkan sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan - pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan. Pengetahuan yang tercermin dari kepolosan, kesahajaan, dan kenaifan petani miskin yang lebih menghargai jagung dan padi daripada kakao. Pengetahuan yang tersirat dari kekerasan hati petani bahwa secara historis mereka berhak atas lahan yang saat ini menjadi perkebunan di sekutar tempat tinggalnya. Pengetahuan yang lahir dari kelompok sosial yang justru semakin tertinggal dan ternafikan pada zaman yang gegap gempita oleh slogan dan klaim - klaim keberhasilan pembangunan.
Ada sejumlah pertanyaan menggelitik kesadaran dan daya kritis kita. Mengapa kaum miskin begittu antusias dan dengan tanpa rasa bersalah menebangi tanaman perkebunana, menjarah tambak, mesin penggiling padi, dan peternakan ayam? Bukankah tindakab nekat itu merupakan akumulasi dari kekecewaan mereka terhadap pemilik pertenakannya, terhadap pemilik perkebunan yang tidak mengembalikan tanah petani sesuai dengan perjanjian, serta terhadap perusahaab penggilingan padi yang dengan seenaknya menimbun beras di kala beras sulit didapatkan? Mengapa para petani yang menyerbu perkebunan kakao tidak mengambil buah kakao yang mereka tebangi, walaupun mereka sadar betapa tingginya nilai jual kakao?
Realitas yang juga perlu dikritis adalah keberanian petani untuk berkonfrontasi dengan aparat keamanan. Secara naluriah, mereka sebenarnya menyadari logika - logika negara Orde Baru dalam menghadapi berbagai bentuk kerusuhan. Mereka bukannya tidak mengetahui bahkan dalam pendekatan represif, membuat keonaran dan anarki dapat disetarakan dengan tindakan melawan pemerintah, dan karena itu akan dihadapi dengan tindakan tegas aparat keamanan. Bahkan mereka menganggap sepi ancaman tembak di tempat yang diutarakan aparat keamanan. Mungkinkah ini merupakan ekspresi kekecewaan mereka terhadap realitas "komersialisasi keamanan" yang selama ini tumbuh subur dalam konteks hubungan "simbiosis mutualisme" antara aparat keamanan dengan para pemilik perkebunan, tambak, peternakan, atau penggilingan padi? Mungkinkah kaum miskin itu sudah sedemikian antipati terhadap aparat keamanan yang lebih akomodatif terhadap kepentingan pihak swasta daripada terhadap kepentingan dan tuntutan mereka?
Sumber: pengarang: agus sudibyo, judul: politik media dan pertarungan wacana, tahun terbit: 2001, penerbit:LKIS, kota terbit: yogyakarta halaman 184-185[5]
a.       Kutipan Langsung
1)      Kurang dari empat baris
.....................................................................................................................................................
Agus mengatakan, "Perlu dikembangkan sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan - pengetahuan tanding - tanding yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan" (Sudibyo, 2001: 184). ..............................................
2)      Lebih dari empat baris
.................................................................................................................................. sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Sudibyo berikut.
"Perlu dikembangkan sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan - pengetahuan tandingan yang dimiliki dna dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan. Pengetahuan yang tercermin dari kepolosan, kesahajaan, dan kenaifan petani miskin yang lebih menghargai jagung dan padi daripada kakao. Pengetahuan yang tersirat dari kekerasan hati petani bahwa secara historis mereka berhak atas lahan yang saat ini menjadi perkebunan di sekitar tempat tinggalnya. Pengetahuan yang lahir dari kelompok sosial yang justru semakin tertinggal dan ternafikan pada zaman yang gegap gempita oleh slogan dan klaim - klaim keberhasilan pembangunan (Sudibyo, 2001: 184)..............................................................................................................................................................
b.      Kutipan tidak langsung
................... Sudibyo (2001: 184) menyatikan bahwa sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan - pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan perlu dikembangkan agar lebih terbuka pada perkembangan yang ada di sekitarnya. Hal itu penting agar mereka tidak terpaku pada padi dan jagung, tetapi juga pada komoditi yang lain. Selain itu joni menyatakan bahwa  ........................................................................
Atau
........................................ Sikap apresiasif dan aspiratif terhadap pengetahuan - pengetahuan tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan perlu dikembangkan agar lebih terbuka pada perkembangan yang ada di sekitarnya. Hal itu penting agar mereka tidak terpaku pada padi dan jagung, tetapi juga pada komoditi yang lain (Sudibyo, 2001: 184). Selain itu Joni menyatakan bahwa .............................................................................................[6]

D.    Teknik menulis daftar rujukan

Daftar rujukan merupakan daftar yang berisi buku,makalah,artikel,atau bahan lainnya yang dikutip baik secara lansung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca akan tetapi tidak dikutip seyogianya tidak dicantumkan dalam daftar rujukan, sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Pada dasarnya, unsur yang ditulis dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi: (1) nama pengarang ditulis dengan urutan,nama akhir,nama awal,dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2) tahun penerbitan,(3) judul,termasuk subjudul,(4) tempat penerbitan, dan (5) nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber pustakanya. Jika penulisannya lebih dari satu, cara penulisannya sama dengan penulis pertama.
Nama pengarang yang terdiri dari dua bagian ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma,nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus konsisten dalam satu karya),diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang di rujuk ditulis oleh tim, semua nama penulisannya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
1.Rujukan dari buku
Tahun penerbitan ditulis setelah nama pengarang , di akhiri dengan titik. Judul buku di tulis dengan huruf miring, dengan huruf besar pada awal setiap kata,kecuali kata hubung.Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:).
Contoh:
Strunk,. W.,Jr., & White, E.B. 1979, The Elements of Style (3rd ed.). New York: Macmillan.
Jika ada beberapa buku yang di jadikan sumber di tulis oleh orang yang sama dan di terbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan di ikuti oleh lambing a, b, c dan seterusnya yang urutannya di tentukan secara kronologis atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya.[7]
Contoh:
Cornet, L. & Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues-1985. Atlanta, GA: Carrer Ladders Clearinghouse.
2. Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Cara menulis rujukan dan buku berisi kumpulan artikel yang ada ediornya adalah seperti menulis rujukan dari buku di tambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, di antara nama pengarang dan tahun penerbitan.
Contoh:
Letheridge, S.& Cannon, C.R(Eds.)1980. Billingual Education Teaching English as a Second Language. New York:Praeger.
3. Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Nama pengarang artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul artikel ditulis tegak(tidak miring). Nama Editor ditulis seperti menulis nama biasa, diberi keterangan (Ed.) bia hanya satu editor dan (Eds.) bila lebih dari satu editor.Judul buku kumpulannya di tulis dengan huruf miring, dan nomor halamannya disebutkan dalam kurung.
Contoh:
Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.) Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25).Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
4. Rujukan dari Artikel dalam Jurnal
Nama penulis ditulis paling depan, diikuti dengan tahun dan judul artikel yang ditulis dengan cetak tegak, dan huruf besar pada setiap awal kata. Nama jurnal ditulis dengan cetak miring, da huruf awal dari setiap katanya ditulis dengan huruf besar kecuali kata hubung. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal tahun keberapa, nomor berapa, (dalam kurung), and nomor halaman dari artikel tersebut.[8]
Contoh:
Hanafi, A. 1989. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengapdosian Inovasi. Forum Penelitian, I(1):33-47).
5. Rjukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran
Nama pengarang ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal,bulan dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis tegak(tidak miring), dan huruf besar pada setiap huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil huruf pertama setiapkata, dicetak miring. Nomor halman disebut pada bagian akhir.
Contoh:
Garder, H.1981. Do Babies Sing a Universal Song? Psychology, today, hlm. 70-76
6.Rujukan dari Koran tanpa Penulis
Nama koran ditulis di bagian awal. Tahun, tanggl, dan bulan ditulis setelh nama koran, kemudian judul ditulis dengan huruf besar kecil dicetak miring dan diikuti dengan nomor halaman.
Contoh:
Jawa Pos.1995, 22 April. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. Hlm.3.
7. Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu Penerbit Tanpa Pengarang dan Tanpa Lembaga
Judul atau nama dokumen ditulis dibagian awal dengan cetak miring, diikuti tahun penrbitan dokumen, kota penerbitan dan nama penerbit.
Contoh:
Undang-Undang Republika Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentangSistem Pendidikan Nasional. 1990.Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya.[9]

8. Sumber  Berupa Karya  Terjemahan
Nama lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun, judul karangan, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga tertinggi dan bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut.
Contoh:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan Penelitian.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
9. Sumber Berupa Karya Terjemahan
Nama pengarang asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan, ditulis dengan kata “Tanpa tahun”.
Contoh:
Ary,D.,L.C.Jacobs, dan A.Razavieh. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan.Terjemahan oleh Arief Furchan, 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
10. Sumber Berupa Penelitian, Tesis, atau Disertasi
Nama penyusun ditulis paling depan, diikitu tahun yang tercantum pada sampul, penelitian, tesis atau disertasi tulis dengan garis bawah diikuti dengan pernyataan Penelitian, Tesis, atau Disertasi tidak diterbitkan, nama kota tempat perguruan tinggi , nama fakultas serta nama perguruan tinggi.
Contoh;
Pangaribuan, Tagor. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pmbelajaran Bahasa Inggris di LPTK. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana IKIP Malang.[10]

11.Sumber Berupa Penelitian yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau Lokakarya.
Nama penyusun ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun penyajian, penelitian, kemudian diikuti pernyataan Penelitian disajikan dalam …., nama pertemuan yang ditulis dengan garis bawah, lembaga penyelenggara, tempat, dan tanggal penyelenggaraan.
Contoh:
Huda, N. 1991. Penulisan laporan penelitian untuk jurnal. Penelitian disajikan dalam Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan XIV, Pusat Penelitian IKIP Malang, Malang, 15 Januari 1991.
12. Rujukan dari Internet Berupa Karya Indivdual
 Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung.
Contoh:
Hitchcock, S. 1996. A Survey of STM Online Journals 1990-95:The Calm before the Storm, (Online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html, diakses 12 Juni 1996)
13. Rujukan dari Internet Berupa Artikel dari Jurnal
 Nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), volume dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Kumaidi. 1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), Jilid 5, No.4, (http://www.malang.ac.id. Diakses 20 Januari 2000)[11]

14. Rujukan dari Internet Berupa Bahan Diskusi
Nama rujukan ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat e-mail sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, diantara tanda kurung.
Contoh:
Wilso,D. 20 November 1995. Sumary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discusion List (Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu. Diakses 22 November 1995)
15. Rujukan dari Internet Berupa E-mail Pribadi
    Nama pengirim (jika ada) dan disertai keterangan dalam kurung(alamat e-mail pengirim), diikuti secara berturut-turut oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (dicetak miring), nama yang dikirim disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirim).
Contoh:
 Naga, Dali S. (ikip-jkt@indo.net.id). 1 oktober 1997. Artikel untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah (jippsi@mlg.ywcn.or.id).
(Dikutip dari buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,Universitas Negri Malang, tahun 2000).



PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian terhadap sesuatu yang disusun menurut metode dan sistematika tertentu, dan dimana isinya dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam penulisan karya ilmiah banyak aspek yang harus diketahui oleh penulis karena itu sangat berperan dengan hasil karya ilmiah yang dibuatnya. Contoh dalam penulisan kutipan secara langsung dan tindak langsung seperti yang telah di jelaskan di atas.
Karya ilmiah ini dapat dijadikan rujukan untuk meningkatkan wawasan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih untuk menungkan gagasan nya dalam sebuah untaian kata. Semoga pedoman pedoman untuk menulis karya ilmiah sangat bermanfaat bagi kita semua yang akan dan masih belajar untuk menulis sebuah karya ilmiah agar menjadi karya yang baik dan bermanfaat.



DAFTAR PUSTAKA


H.Bahdin Nur Tanjung, S.E.,M.M & Drs.H.Ardial,M.Si,Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,Jakarta,Prenadamedia Group,2015,hlm1.
Rohmadi Muhammad, dkk. 2009. Bahasa Indonesia, untuk penulisan karya tulis Ilmiyah. Yogyakarta. Hal. 79
Drs. Yakub Nasucha,M.Hum., Muhammad Rohmadi, S.S.,M.Hum., Drs. Agus Budi Wahyudi. M.Hum., Bahasa Indonesia untuk penulisan karya ilmiah, Yogyakarta, Media Perkasa





[1] H.Bahdin Nur Tanjung, S.E.,M.M & Drs.H.Ardial,M.Si,Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,Jakarta,Prenadamedia Group,2015,hlm1.
[2] https://ariputuamijaya.wordpress.com/2017/09/24/membaca-kritis-untuk-menulis-ilmiah-2/
[3] Muhammad, Rohmadi, dkk. 2009. Bahasa Indonesia, untuk penulisan karya tulis Ilmiyah. Yogyakarta. Hal. 79
[4] Ibid, hal. 80
[5] Ibid, hal 81-82
[6] Ibid, hal. 83-84
[7] H.Bahdin Nur Tanjung, S.E.,M.M. & Drs. H. Ardial,M.Si.,Penulisan Karya Ilmiah, hlm
[8] Ibid Hlm
[9] Ibid hlm
[10] Drs. Yakub Nasucha,M.Hum., Muhammad Rohmadi, S.S.,M.Hum., Drs. Agus Budi Wahyudi. M.Hum., Bahasa Indonesia untuk penulisan karya ilmiah, Yogyakarta, Media Perkasa
[11] Ibid hlm 76

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESEP ES PISANG IJO

RESEP ES PISANG IJO Bahan utama ·          Pisang raja : 5 buah. Bahan bahan lainnya ·          Tepung beras : ± 150 gram. ·          Tepung terigu : 10 gram. ·          Tepung tapioka : 50 gram. ·          Santan kental : ± 1 gelas ( 200 ml ). ·          Garam : ± ¼ sendok teh ( sesuai selera ). ·          Daun pandan : 6 lembar. ·          Daun suji : 12 lembar. ·          Air bersih : secukupnya. ·          Es batu serut kasar Bahan sirup ·          Gula pasir : ± 100 gram. ·        ...

TIPS bangun pagi untuk para Muslimah

8 Tips Ampuh agar Terbiasa Bangun Pagi Setiap Hari Bangun lebih awal setiap hari memang bukan perkara mudah yang bisa dilakukan oleh semua orang. Memang kadang bisa bangun lebih awal dan kadang bisa terlelap sampai matahari terbit. Hal ini wajar terjadi karena ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang tidak bisa bangun pagi setiap hari, seperti kondisi kesehatan tubuh, waktu tidur, kebiasaan dan masih banyak lagi. Untuk bisa bangun pagi setiap hari bukanlah sulit jika kita memang benar-benar niat melakukannya. Dengan sedikit usaha dan pembiasaan maka nantinya kita bisa bangun pagi setiap hari dengan mudah. #1. Niat Niat menentukan hasil, jika memang kita ingin bangun pagi lebih awal maka harus memiliki niat dan kemauan yang kuat. Niat dan kemauan yang kuat akan menimbulkan sugesti dan sugesti inilah yang membuat kita bisa melakukan sesuatu yang awalnya tidak bisa menjadi bisa, termasuk bangun pagi. #2. Berdo’a Dengan bero’a dan memohon perlindungan kepada Allah maka...