Kata Pengantar
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik materi maupun pikirannya.
Makalah
yang membahas mengenai “Membaca Kritis untuk Menulis Ilmiah” ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Tersusunnya makalah ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sehingga dengan selesainya penulisan dan
penyusunan kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
kami Ibu Himmah Mufidah,S.S.,M.Pd.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Malang, 23 Agustus 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Contents
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Penulisan karya ilmiah sudah diperkenalkan sejak
kita duduk di bangku sekolah. Kemudian dilanjutkan hingga perguruan tinggi
seperti saat sekarang ini. Namun, apakah pengetahuan seorang mahasiswa akan
penulisan karya ilmiah akan terus meningkat seiring seringnya dia berlatih
untuk menulis karya ilmiah ?
Kemampuan berkomunikasi keilmuan secara tertulis
telah menuntut para pelajar dari tingkat menengah hingga perguruan tinggi untuk
memiliki kemampuan untuk menyampaikan argumen nya dalam karya ilmiah. Jenis
karya ilmiah pun beragam, ada yang berupa artikel, laporan kajian, maklah,
skripsi, tesis, dan disertasi. Akan tetapi, banyak di antara mereka yang
mengalami kesulitan dalam menuangkan gagasan-gagasan ilmiahnya secara tertulis.
Penyebab permasalahan masalah tersebut adalah
rendahnya motivasi para pelajar dalam mengasah kemampuannya dalam mengemukakan
pendapat secara tertulis. Kemudian, kurangnya sikap kritis dari setiap diri
pelajar dalam menanggapi suatu permasalahan . Kedua masalah tersebut erat
kaitannya dalam mempengaruhi kemampuan diri seorang pelajar dalam menuangkan
gagasannya secara tertulis.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
mengenali sebuah identitas referensi?
2. Bagaimana
memilih bahan tulisan?
3. Bagaimana
menulis sebuah kutipan?
4. Bagaimana
menyusun daftar rujukan?
C.
Tujuan Masalah
1. Untuk
mengenali teknik sebuah identitas referensi
2. Untuk
mengetahui bahan tulisan
3. Untuk
memahami teknik menulis sebuah kutipan
4. Untuk
mengetahui teknik menyusun daftar rujukan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Karya Ilmiah
Karya
Ilmiah merupakan karya tulis yang telah diakui dalam bidang ilmu pengetahuan,
teknologi, atau seni. Yang dimana ditulis
sesuai dengan tata cara ilmiah, dan mengikuti pedoman atau konvensi
ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan
tinggi.[1]
B.
Teknik Mengenali Identitas Referensi dan Bahan Tulisan
Referensi
adalah cara standar untuk mengakui sumber informasi dan ide-ide yang telah
digunakan dalam karya ilmiah yang dibuat oleh peneliti. Di dalam karya ilmiah,
penulisan referensi (citation mark, citation) harus dilakukan dengan baik
karena pembaca harus dapat mengecek sumber aslinya mengenai ide atau informasi
yang digunakan di dalam karya ilmiah tersebut. Penulis harus menulis daftar
referensi yang ada di domain publik yang dapat dibaca oleh pembaca, baik dalam
letter, paper, proseding, jurnal, skripsi, thesis, disertasi.
Kata
referensi berasal dari inggris reference dan merupakan kata kerja to refer yang
artinya menunjukan kepada. Buku referensi adalah buku yang dapat memberikan
keterangan topik perkataan, tempat, peristiwa, data statistika, pedoman,
alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal. Pelayanan referensi adalah
pelayanan dalam menggunakan buku-buku referensi.di perpustakaan
biasanya buku-buku referensi di kumpulkan tersendiri dan di sebut “koleksi
referensi” sedangakan ruang tempat penyimpanan disebut ruang referensi.
Buku-buku referensi yang karena sifatnya sebagai buku penunjuk, harus selalu
tersedia di perpustakaan sehingga dapat di pakai oleh setiap orang pada setiap
saat (Bayu, 2001).
Analogi:
mengumpulkan bahan tulisan = mengumpulkan bahan bangunan untuk membuat rumah.
Banyaknya bahan ditentukan oleh bentuk dan tujuan penulisan.
Dalam
tulisan ilmiah, bentuk tulisan yang relevan adalah tulisan ekspositori atau
eksposisi yang bertujan menjelaskan konsep dan gagasan secara terperinci.
Bahan-bahan tulisan dapat digali dari sumber-sumber dokumen, baik berupa buku,
jurnal, majalah, koran, maupun informasi yang diakses melalui internet.[2]
C.
Teknik menulis kutipan
Tindakan
mengutip dalam penulisan karya ilmiah dibenarkan. Tindakan ini untuk memberikan kejelasan
tentang topik yang sedang dikerjakan,
bahkan memberikan penanda penulis menguasai informasi yang sudah ada, bahkan penulis bisa mengaitkan dengan
informasi yang ada tersebut dengan topik yang sedang dikerjakan.
Pengutipan
adalah proses peminjaman kalimat atau pendapat seorang pengarang atau ucapan
seseorang yang ahli dalam bidang yang sedang ditulis. Penulis telah melakukan
tindakan yang beriktikad baik, sebab penulis telah meneliti informasi yang ada
dan telah ditulis oleh orang lain. Tindakan mengutip bukab semata - mata meniru
teks orang lain. Tindakab mengutip bukan untuk kesombongan, bahwa penulis
memajang sejumlah pustaka yang telah dikuasai.
Terlepas
dari itu semua, tindakan mengutip harus dilakukan agar pembaca mengetahui bahwa
informasi yang disampaikan oleh penulis berhubungan dengan informasi yang
ditulis oleh orang lain. Tindakan mengutip ini mengandung tujuan tertentu.
Tujuan pengutipan antara lain untuk memperkuat pendapat penulis, membandingkan
dengan pendapat penulisan, membedakan dengan pendapat penulis, dan menyanggah
pendapat seseorang.[3]
1. Jenis
kutipan
Jenis kutipan ada dua,
yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. Kutipan langsung, yaitu
penulis menulis apa adanya teks yang dikutip. Penulis tidak mengubah kata -
kata atau ejaan yang digunakan dalam teks yang dikutip. Sedangkan kutipan tidak
langsung adalah penulis menuliskan intisari dari pendapat yang ada di sumber
kutipan.
Cara pengutipan
a) Kutipan
Langsung
Tata cara penulisan kutipan langsung kurang
dari empat baris:
a. Diintegrasikan
(disatukan) dengan teks penulis.
b. Jarak
antarbaris spasi ganda (dua spasi).
c. Kutipan
diapit dengan tanda kutip "..." dan
d. Akhir
kutipan diikuti dengan tanda kurung buka, nama singkat pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat
kutipan, diakhiri dengan tanda kurung tutup.
Tata cara penulisan
kutipan langsung lebih dari empat baris:
a. Kutipan
dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi.
b. Jarak
antarbaris satu spasi.
c. Kutipan
boleh diapit dengan tanda kutip.
d. Akhir
kutipan diikuti dengan tanda kurung buka, nama singkat pengarang, tahun terbit,
dan nomor halaman tempat kutipan, diakhiri dengan tanda kurung tutup.[4]
e. Seluruh
kutipan menjorok ke dalam 5-7 huruf / karakter, bila alinea baru yang
dikutip, maka baris pertama ditulis 5-7
huruf / karakter.
b) Kutipan
Tidak Langsung
Gagasan
yang dikutip diintegrasikan dengan teks:, jarak antarbaris dua spasi:, tanpa
penggunaan tanda kutip:, dan diakhiri dengan tanda kurung, buka, nama singkat,
tahun terbit, dan nomor halaman, diakhiri dengan tanda kurung tutup.
Contoh pengutipan :
Sebagai
bahan latihan, bacalah naskah berikut ini dan perhatikan jawaban atas
pertanyaan yang menyertainya!
Perlu
dikembangkan sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan - pengetahuan
tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar
penjarahan. Pengetahuan yang tercermin dari kepolosan, kesahajaan, dan kenaifan
petani miskin yang lebih menghargai jagung dan padi daripada kakao. Pengetahuan
yang tersirat dari kekerasan hati petani bahwa secara historis mereka berhak
atas lahan yang saat ini menjadi perkebunan di sekutar tempat tinggalnya.
Pengetahuan yang lahir dari kelompok sosial yang justru semakin tertinggal dan
ternafikan pada zaman yang gegap gempita oleh slogan dan klaim - klaim
keberhasilan pembangunan.
Ada
sejumlah pertanyaan menggelitik kesadaran dan daya kritis kita. Mengapa kaum
miskin begittu antusias dan dengan tanpa rasa bersalah menebangi tanaman
perkebunana, menjarah tambak, mesin penggiling padi, dan peternakan ayam?
Bukankah tindakab nekat itu merupakan akumulasi dari kekecewaan mereka terhadap
pemilik pertenakannya, terhadap pemilik perkebunan yang tidak mengembalikan
tanah petani sesuai dengan perjanjian, serta terhadap perusahaab penggilingan
padi yang dengan seenaknya menimbun beras di kala beras sulit didapatkan?
Mengapa para petani yang menyerbu perkebunan kakao tidak mengambil buah kakao
yang mereka tebangi, walaupun mereka sadar betapa tingginya nilai jual kakao?
Realitas
yang juga perlu dikritis adalah keberanian petani untuk berkonfrontasi dengan
aparat keamanan. Secara naluriah, mereka sebenarnya menyadari logika - logika
negara Orde Baru dalam menghadapi berbagai bentuk kerusuhan. Mereka bukannya
tidak mengetahui bahkan dalam pendekatan represif, membuat keonaran dan anarki
dapat disetarakan dengan tindakan melawan pemerintah, dan karena itu akan
dihadapi dengan tindakan tegas aparat keamanan. Bahkan mereka menganggap sepi
ancaman tembak di tempat yang diutarakan aparat keamanan. Mungkinkah ini
merupakan ekspresi kekecewaan mereka terhadap realitas "komersialisasi
keamanan" yang selama ini tumbuh subur dalam konteks hubungan
"simbiosis mutualisme" antara aparat keamanan dengan para pemilik
perkebunan, tambak, peternakan, atau penggilingan padi? Mungkinkah kaum miskin
itu sudah sedemikian antipati terhadap aparat keamanan yang lebih akomodatif
terhadap kepentingan pihak swasta daripada terhadap kepentingan dan tuntutan
mereka?
Sumber:
pengarang: agus sudibyo, judul: politik media dan pertarungan wacana, tahun
terbit: 2001, penerbit:LKIS, kota terbit: yogyakarta halaman 184-185[5]
a. Kutipan
Langsung
1) Kurang
dari empat baris
.....................................................................................................................................................
Agus
mengatakan, "Perlu dikembangkan sikap apresiatif dan aspiratif terhadap
pengetahuan - pengetahuan tanding - tanding yang dimiliki dan dipegang teguh
kaum miskin yang terlibat dalam akar penjarahan" (Sudibyo, 2001: 184).
..............................................
2)
Lebih dari empat baris
..................................................................................................................................
sebagaimana
yang telah diungkapkan oleh Sudibyo berikut.
"Perlu
dikembangkan sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan - pengetahuan
tandingan yang dimiliki dna dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar
penjarahan. Pengetahuan yang tercermin dari kepolosan, kesahajaan, dan kenaifan
petani miskin yang lebih menghargai jagung dan padi daripada kakao. Pengetahuan
yang tersirat dari kekerasan hati petani bahwa secara historis mereka berhak
atas lahan yang saat ini menjadi perkebunan di sekitar tempat tinggalnya.
Pengetahuan yang lahir dari kelompok sosial yang justru semakin tertinggal dan
ternafikan pada zaman yang gegap gempita oleh slogan dan klaim - klaim
keberhasilan pembangunan (Sudibyo, 2001: 184).” .............................................................................................................................................................
b. Kutipan
tidak langsung
................... Sudibyo (2001: 184) menyatikan
bahwa sikap apresiatif dan aspiratif terhadap pengetahuan - pengetahuan
tandingan yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar
penjarahan perlu dikembangkan agar lebih terbuka pada perkembangan yang ada di
sekitarnya. Hal itu penting agar mereka tidak terpaku pada padi dan jagung,
tetapi juga pada komoditi yang lain. Selain itu joni menyatakan bahwa ........................................................................
Atau
........................................
Sikap apresiasif dan aspiratif terhadap pengetahuan - pengetahuan tandingan
yang dimiliki dan dipegang teguh kaum miskin yang terlibat dalam akar
penjarahan perlu dikembangkan agar lebih terbuka pada perkembangan yang ada di
sekitarnya. Hal itu penting agar mereka tidak terpaku pada padi dan jagung,
tetapi juga pada komoditi yang lain (Sudibyo, 2001: 184). Selain itu Joni
menyatakan bahwa .............................................................................................[6]
D.
Teknik menulis daftar
rujukan
Daftar
rujukan merupakan daftar yang berisi buku,makalah,artikel,atau bahan lainnya
yang dikutip baik secara lansung maupun tidak langsung. Bahan-bahan yang dibaca
akan tetapi tidak dikutip seyogianya tidak dicantumkan dalam daftar rujukan,
sedangkan semua bahan yang dikutip secara langsung ataupun tidak langsung dalam
teks harus dicantumkan dalam daftar rujukan. Pada dasarnya, unsur yang ditulis
dalam daftar rujukan secara berturut-turut meliputi: (1) nama pengarang ditulis
dengan urutan,nama akhir,nama awal,dan nama tengah, tanpa gelar akademik, (2)
tahun penerbitan,(3) judul,termasuk subjudul,(4) tempat penerbitan, dan (5)
nama penerbit. Unsur-unsur tersebut dapat bervariasi tergantung jenis sumber
pustakanya. Jika penulisannya lebih dari satu, cara penulisannya sama dengan
penulis pertama.
Nama
pengarang yang terdiri dari dua bagian ditulis dengan urutan: nama akhir
diikuti koma,nama awal (disingkat atau tidak disingkat tetapi harus konsisten
dalam satu karya),diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang di rujuk ditulis
oleh tim, semua nama penulisannya harus dicantumkan dalam daftar rujukan.
1.Rujukan
dari buku
Tahun
penerbitan ditulis setelah nama pengarang , di akhiri dengan titik. Judul buku
di tulis dengan huruf miring, dengan huruf besar pada awal setiap kata,kecuali
kata hubung.Tempat penerbitan dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua
(:).
Contoh:
Strunk,.
W.,Jr., & White, E.B. 1979, The Elements of Style (3rd ed.). New York:
Macmillan.
Jika
ada beberapa buku yang di jadikan sumber di tulis oleh orang yang sama dan di
terbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun penerbitan di ikuti oleh
lambing a, b, c dan seterusnya yang urutannya di tentukan secara kronologis
atau berdasarkan abjad judul buku-bukunya.[7]
Contoh:
Cornet,
L. & Weeks, K. 1985a. Career Ladder Plans: Trends and Emerging Issues-1985.
Atlanta, GA: Carrer Ladders Clearinghouse.
2.
Rujukan dari Buku yang Berisi Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Cara
menulis rujukan dan buku berisi kumpulan artikel yang ada ediornya adalah
seperti menulis rujukan dari buku di tambah dengan tulisan (Ed.) jika ada satu
editor dan (Eds.) jika editornya lebih dari satu, di antara nama pengarang dan
tahun penerbitan.
Contoh:
Letheridge,
S.& Cannon, C.R(Eds.)1980. Billingual Education Teaching English as a
Second Language. New York:Praeger.
3.
Rujukan dari Artikel dalam Buku Kumpulan Artikel (Ada Editornya)
Nama
pengarang artikel ditulis di depan diikuti dengan tahun penerbitan. Judul
artikel ditulis tegak(tidak miring). Nama Editor ditulis seperti menulis nama
biasa, diberi keterangan (Ed.) bia hanya satu editor dan (Eds.) bila lebih dari
satu editor.Judul buku kumpulannya di tulis dengan huruf miring, dan nomor
halamannya disebutkan dalam kurung.
Contoh:
Hasan,
M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.)
Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm.
12-25).Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
4.
Rujukan dari Artikel dalam Jurnal
Nama
penulis ditulis paling depan, diikuti dengan tahun dan judul artikel yang
ditulis dengan cetak tegak, dan huruf besar pada setiap awal kata. Nama jurnal
ditulis dengan cetak miring, da huruf awal dari setiap katanya ditulis dengan
huruf besar kecuali kata hubung. Bagian akhir berturut-turut ditulis jurnal
tahun keberapa, nomor berapa, (dalam kurung), and nomor halaman dari artikel
tersebut.[8]
Contoh:
Hanafi,
A. 1989. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengapdosian Inovasi. Forum
Penelitian, I(1):33-47).
5.
Rjukan dari Artikel dalam Majalah atau Koran
Nama
pengarang ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal,bulan dan tahun (jika
ada). Judul artikel ditulis tegak(tidak miring), dan huruf besar pada setiap
huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil
huruf pertama setiapkata, dicetak miring. Nomor halman disebut pada bagian
akhir.
Contoh:
Garder,
H.1981. Do Babies Sing a Universal Song? Psychology, today, hlm. 70-76
6.Rujukan
dari Koran tanpa Penulis
Nama
koran ditulis di bagian awal. Tahun, tanggl, dan bulan ditulis setelh nama
koran, kemudian judul ditulis dengan huruf besar kecil dicetak miring dan
diikuti dengan nomor halaman.
Contoh:
Jawa
Pos.1995, 22 April. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri. Hlm.3.
7.
Rujukan dari Dokumen Resmi Pemerintah yang Diterbitkan oleh Suatu Penerbit
Tanpa Pengarang dan Tanpa Lembaga
Judul
atau nama dokumen ditulis dibagian awal dengan cetak miring, diikuti tahun
penrbitan dokumen, kota penerbitan dan nama penerbit.
Contoh:
Undang-Undang
Republika Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentangSistem Pendidikan Nasional.
1990.Jakarta: Diperbanyak oleh PT Armas Duta Jaya.[9]
8.
Sumber Berupa Karya Terjemahan
Nama
lembaga penanggung jawab langsung ditulis paling depan, diikuti dengan tahun,
judul karangan, nama tempat penerbitan, dan nama lembaga tertinggi dan
bertanggung jawab atas penerbitan karangan tersebut.
Contoh:
Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1978. Pedoman Penulisan Laporan
Penelitian.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
9.
Sumber Berupa Karya Terjemahan
Nama
pengarang asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul
terjemahan, nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama
penerbit terjemahan. Apabila tahun penerbitan buku asli tidak dicantumkan,
ditulis dengan kata “Tanpa tahun”.
Contoh:
Ary,D.,L.C.Jacobs,
dan A.Razavieh. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian Pendidikan.Terjemahan oleh
Arief Furchan, 1982. Surabaya: Usaha Nasional.
10.
Sumber Berupa Penelitian, Tesis, atau Disertasi
Nama
penyusun ditulis paling depan, diikitu tahun yang tercantum pada sampul,
penelitian, tesis atau disertasi tulis dengan garis bawah diikuti dengan
pernyataan Penelitian, Tesis, atau Disertasi tidak diterbitkan, nama kota
tempat perguruan tinggi , nama fakultas serta nama perguruan tinggi.
Contoh;
Pangaribuan,
Tagor. 1992. Perkembangan Kompetensi Kewacanaan Pmbelajaran Bahasa Inggris di
LPTK. Disertasi tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana IKIP Malang.[10]
11.Sumber
Berupa Penelitian yang Disajikan dalam Seminar, Penataran, atau Lokakarya.
Nama
penyusun ditulis paling depan, dilanjutkan dengan tahun penyajian, penelitian,
kemudian diikuti pernyataan Penelitian disajikan dalam …., nama pertemuan yang
ditulis dengan garis bawah, lembaga penyelenggara, tempat, dan tanggal
penyelenggaraan.
Contoh:
Huda,
N. 1991. Penulisan laporan penelitian untuk jurnal. Penelitian disajikan dalam
Lokakarya Penelitian Tingkat Dasar bagi Dosen PTN dan PTS di Malang Angkatan
XIV, Pusat Penelitian IKIP Malang, Malang, 15 Januari 1991.
12.
Rujukan dari Internet Berupa Karya Indivdual
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari
bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh judul karya tersebut (dicetak
miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan
alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses,
diantara tanda kurung.
Contoh:
Hitchcock,
S. 1996. A Survey of STM Online Journals 1990-95:The Calm before the Storm,
(Online), (http://journal.ecs.soton.ac.uk/survey/survey.html,
diakses 12 Juni 1996)
13.
Rujukan dari Internet Berupa Artikel dari Jurnal
Nama penulis ditulis seperti rujukan dari
bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul artikel, nama
jurnal (dicetak miring) dengan diberi keterangan dalam kurung (Online), volume
dan nomor, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut disertai dengan
keterangan kapan diakses, di antara tanda kurung.
Contoh:
Kumaidi.
1998. Pengukuran Bekal Awal Belajar dan Pengembangan Tesnya. Jurnal Ilmu
Pendidikan, (Online), Jilid 5, No.4, (http://www.malang.ac.id. Diakses 20
Januari 2000)[11]
14.
Rujukan dari Internet Berupa Bahan Diskusi
Nama
rujukan ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut
oleh tanggal, bulan, tahun, topik bahan diskusi (dicetak miring) dengan diberi
keterangan dalam kurung (Online), dan diakhiri dengan alamat e-mail sumber
rujukan tersebut disertai dengan keterangan kapan diakses, diantara tanda
kurung.
Contoh:
Wilso,D.
20 November 1995. Sumary of Citing Internet Sites. NETTRAIN Discusion List
(Online), (NETTRAIN@ubvm.cc.buffalo.edu.
Diakses 22 November 1995)
15.
Rujukan dari Internet Berupa E-mail Pribadi
Nama pengirim (jika ada) dan disertai
keterangan dalam kurung(alamat e-mail pengirim), diikuti secara berturut-turut
oleh tanggal, bulan, tahun, topik isi bahan (dicetak miring), nama yang dikirim
disertai keterangan dalam kurung (alamat e-mail yang dikirim).
Contoh:
Naga, Dali S. (ikip-jkt@indo.net.id).
1 oktober 1997. Artikel untuk JIP. E-mail kepada Ali Saukah (jippsi@mlg.ywcn.or.id).
(Dikutip
dari buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,Universitas Negri Malang, tahun 2000).
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Karya
tulis ilmiah merupakan tulisan yang mengungkapkan buah pikiran, yang diperoleh
dari hasil pengamatan, penelitian terhadap sesuatu yang disusun menurut metode
dan sistematika tertentu, dan dimana isinya dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya. Dalam penulisan karya ilmiah banyak aspek yang harus diketahui
oleh penulis karena itu sangat berperan dengan hasil karya ilmiah yang
dibuatnya. Contoh dalam penulisan kutipan secara langsung dan tindak langsung
seperti yang telah di jelaskan di atas.
Karya
ilmiah ini dapat dijadikan rujukan untuk meningkatkan wawasan, dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat
untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih untuk menungkan
gagasan nya dalam sebuah untaian kata. Semoga pedoman pedoman untuk menulis
karya ilmiah sangat bermanfaat bagi kita semua yang akan dan masih belajar
untuk menulis sebuah karya ilmiah agar menjadi karya yang baik dan bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA
H.Bahdin
Nur Tanjung, S.E.,M.M & Drs.H.Ardial,M.Si,Pedoman Penulisan Karya Ilmiah,Jakarta,Prenadamedia
Group,2015,hlm1.
Rohmadi
Muhammad, dkk. 2009. Bahasa Indonesia, untuk penulisan karya
tulis Ilmiyah. Yogyakarta. Hal. 79
Drs.
Yakub Nasucha,M.Hum., Muhammad Rohmadi, S.S.,M.Hum., Drs. Agus Budi Wahyudi.
M.Hum., Bahasa Indonesia untuk penulisan
karya ilmiah, Yogyakarta, Media Perkasa
[1] H.Bahdin Nur Tanjung, S.E.,M.M
& Drs.H.Ardial,M.Si,Pedoman Penulisan
Karya Ilmiah,Jakarta,Prenadamedia Group,2015,hlm1.
[2]
https://ariputuamijaya.wordpress.com/2017/09/24/membaca-kritis-untuk-menulis-ilmiah-2/
[3] Muhammad,
Rohmadi, dkk. 2009. Bahasa Indonesia,
untuk penulisan karya tulis Ilmiyah. Yogyakarta. Hal. 79
[7] H.Bahdin Nur Tanjung, S.E.,M.M.
& Drs. H. Ardial,M.Si.,Penulisan
Karya Ilmiah, hlm
[8] Ibid Hlm
[9] Ibid hlm
[10] Drs. Yakub Nasucha,M.Hum.,
Muhammad Rohmadi, S.S.,M.Hum., Drs. Agus Budi Wahyudi. M.Hum., Bahasa Indonesia untuk penulisan karya ilmiah,
Yogyakarta, Media Perkasa
[11] Ibid hlm 76
Komentar
Posting Komentar